Maqamat Wal Ahwal dalam Pembentukan Karakter Mulya (Pascasarjana IAILM)


Gedung Pascasarjana IAILM Suryalaya
  Hari ini kami menyimak kuliah dari Praktisi Sufi di Jalan Sunyi, Prof. Dr. Nurshamad Kamba, MA.
"Saya ditaqdirkan berjumpa dengan Guru. Saat saya S3 di Universitas Al Azhar Kairo dan hendak menulis disertasi. Saya mimpi untuk menulis mengenal Ma'rifat menurut Imam Junayd al Bagdhadi. Saat saya akan membahasnya, saya diingatkan oleh seseorang yang kelak menjadi Guru Saya, "Kamu harus membaca Risalah Imam Junayd di depan Guru".
Saya membaca buku Imam Junayd di hadapannya hingga 3 - 4 kali, dan lalu Guru menyatakan, "Selanjutnya kamu boleh membaca sendiri". Saat saya menulis disertasi, saya seakan didiktekan dalam menuliskannya. Professor penguji disertasi berkomentar, "Andaikan saya tidak melihatmu langsung, dan hanya mencermati bahasanya, saya menduga disertasi ini ditulis oleh orang orang Arab atau dituliskan oleh orang Arab".
Sejak saat itu saya diperkenalkan oleh Khalifah Talqin saya sebagai "Murid Syaikh yang paham tentang Imam Al Junayd. Bahkan bila saya ikut nenjadi jamaah di masjid , Khalifah Talqin yang menjadi khatib, meminta ijin terlebih dahulu kepada saya sebelum khutbah".
Pengalaman Mystic dari Prof Dr Nurshamad Kamba merupakan ilustrasi dari Maqamat wal Akhwal khususnya dalam hubungan keterpaduan tiga dimensi dan keholistikan Iman, Islam, Ihsan. Tiada Iman yang tidak ditampilkan dalam Islam dan Ihsan. Tiada Islam, tanpa perwujudan Iman dan rasa Ihsan. Tiada Ihsan tanpa Keajegan Iman dan amaliah Islam. TAWHID dimaknai sebagai keterpaduan dan Holistisasi atau Gestalisasi iman, islam, ihsan.
Maqamat dan Hal dalam Tasawuf dalam kaitannya dengan pembinaan karaker / akhlak mulya memiliki 3 fungsi, yaitu Transformatif, Pemaknaan, dan Kesejatian. Tasawuf menunjukkan jalan bergerak , beribah, beralih (transformatif) dari Dzulumat, kegelapan kepada Nur, Cahaya. Maqamat dan ahwal membuat manusia bergerak untuk menanggalkan dan meninggalkan perbuatan buruk (takhalli), mengajegkan melakukan perbuatan baik (tahalli) sehingga keimanan dan keislamannya bergerak menuju Ihsan. Ejawantahnya terlihat dari kemampuan manusia merasakan cahaya, dan memiliki cermin diri yang jernih, sehingga mampu melihat manusia dan makhluk lain dalam dirinya, sehingga tampillah perilaku kasih sayang, peduli, berbagi kepada sesama.
Ada sembilan tahapan Kesadaran Psikospiritual yang akan dilalui oleh sang Salik : 1. Tawbat, 2. Sabar dan Syukur, 3. Rasa takut dan Penuh Harap, 4. Merasa Fakir, 5. Tawakkal, 6. Kerinduan, Keintiman, dan Ridho, 7. Niat yang tulus dan jujur, 8. Kontemplasi dan Pemeriksaan Diri, dan 9. Mengingat mati.
Ada 5 macam jalan yang dapat dipilih oleh Salikin dalam rangka Ihsan, yaitu : 1. Jalan Hati , melalui cinta Allah, Cinta Nabi, Cinta Guru, Cinta Sesama, 2. Jalan Aqal, dengan mencermati dunia nyata sebagai tanda-tanda keberadaanNya, 3. Jalan Kelompok, dengan berada bersama dengan teman seperjalanan ruhaniah dan belajar dari Guru, Mentor, Coach, 4. Jalan Pelayanan, dengan melakukan amalan shalihan , membuktikan kasihsayang Allah dalam kehidupan, 5. Jalan Dzikir, melalui ajaran yang diajarkan (ditalkinkan, dibai'atkan) Syaikh, dengan mengikuti SOP yang diajarkan dan murid bersedia taat mengikuti.

Prof. Dr. Nurshamad Kamba, MA.


Disampaikan pada Perkuliahan Pascasarjana Akhlak Tasawuf IAILM Suryalaya, Minggu, 21-02-2016 oleh Prof. Dr. Nurshamad Kamba, MA.
(ditulis oleh Asep Haerul Gani)

loading...
Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
23 Februari 2016 pukul 20.14 delete

Mantap Kang Kamal,Kunjungi balik www.jucung.com

Reply
avatar
24 Februari 2016 pukul 07.09 delete

Makasih banyak kang yosep tas kunjungannya.. ok

Reply
avatar