Seni Terbangan di Pontren Suryalaya. (Photo: 29/11/2016) |
Aki Emi, 80
tahun, pimpinan kelompok seni terbang menceritakan ia terlibat dalam kegiatan
terbang ini sejak kanak-kanak. "Saat kanak-kanak, saya dimarahi ayah saya
bahkan diusir bila saya nemegang alat, bahkan saya diminta tidur. Anehnya usai
acara terbang yang berlangsung hingga dinihari itu, saya dibangunkan, dan
disuruh menikmati hidangan yang ada". Setiap tahun Emi yg kanak-kanak itu
hanya bisa mengamati dari jauh ayah bersama teman-teman ayahnya menabuh
Terbang. Di tahun kelima suatu saat ada penabuh terbang yg sakit, dan ia mampu
menabuh terbang dan sejak itu ia mendapatkan kepercayaan dari pimpinan Terbang
kala itu, Abah Kurdi.
Seni Terbang
yang dibawa oleh Pangersa Abah Sepuh dari Kalisapu Cirebon ke Godebag (Pondok
Pesantren Suryalaya) awalnya dimainkan oleh 13 orang. Alat yang digunakan
terdiri dari 1 dogdog (tabuh kecil berdiameter 20 cm), 1 Tojo (rebana
berdiameter 30 cm), 1 Kempring/Anak (rebana berdiameter 35 cm) dan 10 gembyung
(rebana biang berdiameter 50-70 cm). Dogdog dibunyikan dengan menggunakan
pemukul dari kayu dengan diameter 5 cm, sedangkan Tojo, Kempring dan Gembyung
ditabuh menggunakan telapak tangan. Dogdog, Tojo dan Kempring digunakan sebagai
melodi, sedangkan Gembyung berguna memberi ritme.
Bunyi yg
keluar dari tabuhan Terbang adalah pemberi ritme atas Syair yg ditembangkan.
Adapun syair yg digunakan diambil dari kitab
Al Barzanzi. Syair-syair yang ditembangjan mengiringi tabuhan terbang berupa
pujian kepada baginda Rosulullah Muhamnad SAW. Ada pula Syair mengungkapkan
Dzikir Nafi Isbat "Laa Ilaha Illa Allah", Syair tentang Sifat 20,
Syair tentang Nabi ylul Azmi. "Dahulu ada 12 cara menabuh dan lagu untuk
menembangkan syair" kata Kang Ii, generasi ke-3 penabuh Terbang. Setiap
lagu memerlukan waktu sekitar 20-30 menit. "Saat saya kanak-kanak Terbang
ini ditabuh pada 3 waktu pada bulan Mulud (Rabi'ul Awal) , dilaksanakan malam
hari tanggal 1 Mulud dan Akhir Mulud bada Isya hingga dini hari sekitar pukul
02.00 pagi" kata Ki Emi "Terbang dilakukan siang hari pada tanggal 12
Mulud bada Isyroq hingga menjelang Ashar".
Saat ini
Terbang tidak dilakukan selama itu, hanya 6 lagu, mengingat penabuh yg hapal 6
lagu berikutnya telah meninggal dunia dan tak sempat tertularkan.
"Alhamdulillah kami sempat merekam yg 6 hingga sekarang, tidak punah sama
sekali," kata Ki Emi, Kang Ii, Kang Ayi bersamaan dengan mata
berkaca-kaca. "Kami ingin seni terbang ini lestari, sehingga kami
melibatkan pemuda, remaja, dan kanak-kanak"ujar Ki Emi.
Selain
mementaskan Terbang di pondok pesantren Suryalaya, rombongan Terbang yang
dipimpin Ki Emi memenuhi undangan dari yang empunya hajat, seperti peresmian
masjid, pesantren, syukuran pindah rumah, penempatan rumah baru, dan ritus
peralihan usia. "Yang terdekat kami diundang di Warudoyong ,
Sindangherang, Ciamis dan Harentang Pagerageung. Selain itu kami pernah nerbang
di Ciceuri, Panawangan, Ciawi, Cianjur, dan Sukabumi".
Kegiatan
terbang berupa tabuhan dan ungkapan lagu yg disampaikan dengan paduan suara
antara para penabuh ini, di daerah tertentu ditambahkan dengan Tarian.
"Saya teringat saat kami diundang alm. Ajengan Aang di Cianjur . Ajengan
Aang mempersilakan seseorang seniman ibing Silat Cianjur untuk menari di tengah
para penabuh Terbang. Betapa indah tarian itu, si penari mampu bergerak seiring
dengan ritme tabuhan" kata Ki Emi mengenang. "Wah, saat kami nerbang
di Pesantren Az Zainiyah Nagrog, Alm Ajengan Zezen Zainudin Bazul Asyhab
memerintahkan santrinya untuk joged seiring dengan tabuhan terbang" sahut
Kang Ii yg merupakan generasi ke-3 penanggungjawab pengelolaan alat terbang.
Kegiatan
Terbang malam ini yang diawali pukul 20.30 berakhir pukul 22.30. Kegiatan
diakhiri dengan do'a oleh Ustadz Maman Suparman, S.Ag. Usai kegiatan, semua penabuh alat mengendurkan
tegangan alat, membereskannya, kemudian membawa bungkusan makanan nasi kebuli
yg disiapkan pihak pontren dan membawanya ke rumah. "Kami bawa ke rumah
agar seisi rumah memperoleh keberkahan" kata penabuh dogdog.
Penulis:
Drs. Asep Haerul Gani, Psikolog
sumber:
https://www.facebook.com/asephaerulgani/posts/1523025324381121
loading...
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon