Rebo Wekasan (Rabu Akhir) di Pondok Pesantren Suyalaya

Suasana pagi hari di Pondok Pesantren Suryalaya (Poto : Abdul Haris Nauval)
Suasana pagi hari ini di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya terasa berbeda dengan kesehariannya. Pasalnya hari ini adalah hari Rabu terakhir di bulan Shofar (24 Shofar 1441/23 Oktober 2019). Pada Rabu ini, usai pelaksanaan shalat Subuh berjamaah di Masjid Nurul Asror, dilanjutkan dengan lantunan istighfar yang khas dengan terjemah bahasa Sunda hingga tiba waktu isyroq sekitar pukul 05.21 WIB.





Bada Shalat sunnat isyroq, para jamaah (ikhwan) pun melaksanakan shalat Lidaf'il Bala sebanyak dua raka'at. Dengan bacaan; bada Fatihah membaca surat Al-Kautsar 17x, Al-Ikhlas 5x, Al-Falak 1x, dan An-Nas 1x. Dilanjutkan dengan do'a yang dipimpin oleh Imam Masjid Nurul Asror, Drs. KH. E. Sandisi.

Usai doa dan mushafahah, biasanya para ikhwan dengan tanpa dikomando mencari dan beberapa lembar isim (kertas bertuliskan huruf arab, simbol dari do'a tolak bala) yang telah diberi doa untuk dibawa ke rumah masing-masing.

Sementara itu, tradisi yang masih terpelihara di Pontren Suryalaya tiap usai pelaksanaan shalat sunnat adalah ngantri untuk mendapatkan sebungkus nasi kuning dan cimplo (bahan: tepung, kelapa, gula merah, dll) yang disediakan oleh petugas dapur madrasah.
Para ikhwan tengah ngantri usai melaksanakan Shalat Sunnat
Selain itu tradisi silih simbeuh (bhs. Sunda) pun masih dapat disaksikan di sekitar kamar mandi yang ada di sebelah Utara Masjid. Kebanyakan dilakukan oleh anak-anak. Tradisi silih simbeuh (semacam saling mengguyur dengan air) ini merupakan simbol dari membersihkan diri, dan berharap terhindar dari bala'. (pen.)
Poto : Abdul Haris Nauval


By: Admin

loading...
Previous
Next Post »