Buah Dzikir

 Gambar: https://www.google.co.id

Gerakan kepala saat dzikir jahar memiliki banyak makna. Diantaranya ialah ;

1. Sebagai benteng (hishnun). Perut harus kuat, jangan tergoda oleh kelezatan makanan tanpa mempertimbangkan  kehalalan dan pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh. Telinga harus kuat mendengar sesuatu yang tidak enak bagi hati. Mata harus kuat memandang sesuatu yang memancing emosi,

Penguatnya ialah dzikir. Dzikir itu menyambungkan kita yang lemah dengan Allah yang maha kuat. Menghubungkan kita yang gelap dan bodoh dengan Allah yang maha cahaya dan maha mengetahui. Lalu kekuatan dari Allah mengalir dan menguatkan kita. Cahaya Allah menerangi kegelapan kita. Ilmu Allah menerangi kebodohan k

2. Sebagai cahaya (nuurun). Cahaya tangan adalah banyak bersedekah dan membantu orang susah. Cahaya hati ialah baik sangka dan mendoakan yang baik, bahkan kepada orang yang tidak baik. Cahaya pikiran ialah membangun visi. Cahaya tubuh ialah bekerja (aksi). Cahaya hati ialah kasyfi dan Ihsan,

Betapa indahnya jika orang berdzikir dg benar dan mendawamkannya (rutin), sebab ia akan terus muhasabah dan semakin memiliki akhlakul karimah. Benar apa yang diwariskan Guru Agung Abah Anom ra, Al-Akhlaqul Karimah Bimudawamati Dzikrillah (Akhlakul Karimah Dengan Rutin Dziki

Jika kita masih belum berakhlakul Karimah, lisan, tangan, mata, kaki, hati, dsb belum dapat dikendalikan dan belum bercahaya, maka mari kita evaluasi cara dzikir yang kita lakukan. Jangan menyalahkan benih dzikir. Tanah berupa hati kita mungkin perlu diolah dan dipupuk supaya subur dan siap menumbuhkan benih dzikir sampai menjadi pohon besar yang rindang daunnya, menghujam akarnya dan buahnya tak pernah habis dipetik dan dipanen. La Ilaha Illa Allah.

Oleh: Rojaya, M.Ag.
(Ketua Prodi Ilmu Tasawuf FaK. Dakwah IAILM Suryalaya)
loading...
Previous
Next Post »