H. SUKRIYA ATMAJA: PAK JENDERAL YANG DERMAWAN

H. Sukriya Atmaja: memakai jas hitam
“Pak Jenderal”, begitulah sapaan hormat para ikhwan kepada pria bernama lengkap  H. Sukriya Atmaja (w. 2017) . Dia merupakan figur yang santun, ramah, dan tawadhu, dikenal luas di kalangan ikhwan TQN Pontren Suryalaya karena totalitas pengabdiannya kepada Pangersa Abah dan Pondok Pesantren Suryalaya.

H. Sukriya Atmaja merupakan pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dengan pangkata terakhir Mayor Jenderal (Mayjend). Sukriya kecil lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Namun kesederhanaan keluarganya tersebut tidak lantas membuat ia menjadi minder untuk menggapai semua cita-cita.

Berkat kecerdasan dan kerja keras yang dimilikinya, Pak Jenderal berhasil menorehkan prestasi yang amat membanggakan dalam karier-nya. Pernah beberapa kali menjadi atase militer di negara sahabat, mengakhiri karir kemiliteran dengan pangkat bintang dua (Myjend), dan terakhir dipercaya oleh Presiden Soeharto menjadi wakil kepala Bulog mendampingi Bustanil Arifin rekan sejawatnya sewaktu dinas militer.

Keberhasilannya dalam karier kemiliteran maupun setelahnya, tidak lantas membuat H. Sukriya  merasa puas. Dia merasakan ada sesuatu yang kosong dalam batinnya, yang harus segera ia penuhi. Perasaan tersebut semakin bergejolak tatkala istri tercinta, Hj. Tarminah  dipanggil Yang Maha Kuasa. 

Kepergian sang Istri – yang telah mendampinginya puluhan tahun – tidak lantas membuat H. Sukriya larut dalam suasana duka yang berkepanjangan. Justru, keinginannya untuk menemukan figur pembimbing spiritual yang mampu menjawab kegelisahan bathinnya selama ini, semakin menjadi.

Atas izin Allah, pada tahun 1994 H. Sukriya sampai di Pondok Pesantren Suryalaya dan disambut dengan bersahaja oleh Pangersa Abah Anom yang kelak menjadi guru yang amat dia kagumi. Di Suryalaya, H Sukriya Atmaja tidak hanya bersungguh-sungguh belajar mengamalkan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah, namun Ia pun aktif membantu mengembangkan Pondok pesantren.

Berbekal pengetahuan manajemen organisasi yang dipelajarinya sewaktu dinas militer, H. Sukriya mencoba memberikan gagasan-gagasan baru terkait pengembangan organisasi Pondok Pesantren. Atas kesungguhannya mengabdikan diri di Suryalaya, dia pun sempat diamanahi beberapa jabatan penting seperti; Ketua Yayasan Serba Bakti, Dewan Kurator IAILM, dan terakhir sebagai Pembantu Khusus Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya.

Kecintaanya kepada Guru Mursyid, membuat Pak Jenderal tak ingin absen dari partisipasinya untuk merealisasikan visi besar sang Guru. Salah satunya yaitu menjadikan Kampus Latifah Mubarokiyah sebagai Pusat Kajian Tasawuf Asia. Sumbangan terbesarnya dalam pengembangan Kampus latifah Mubarokiyah yakni Gedung Serba Guna dan Perpustakaan yang megah. Atas Jasanya tersebut, Pangersa Abah Anom mengabadikan nama “Sukriya Bakti” sebagai nama gedung serba guna, dan “Tarminah Bakti” sebagai nama perpustakaan di kampus Latifah Mubarokiyah.

Ikhwal penamaan gedung dengan namanya ini, tidak kemudian membuat H. Sukriya merasa berbangga diri apalagi merasa menjadi orang yang istimewa di sisi Pangersa Abah. Dia justru merasa khawatir jikalau hal tersebut akan menjadi perbuatan riya. Untuk menjawab kekhawatirannya tersebut dia lantas menanyakannya kepada Pangersa Abah. Abah pun menjawab singkat sambil tersenyum “wios supados janteun conto” (Tidak apa-apa supaya jadi contoh).

Di samping ikut membantu membangun infrastruktur kampus, H. Sukriya pun sangat konsen dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebagai contohnya, dia aktif memberikan beasiswa bagi para dosen yang sedang menempuh pendidikan S2 maupun S3. Selain itu, dia pun aktif menjadi sponsor berbagai seminar dan workshop yang diselenggarakan di kampus. Karena kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dan hobinya berdiskusi, para ilmuwan dan akademisi yang berkunjung ke kampus selalu diundang untuk menyambangi rumahnya sekedar untuk sharing sambil menyantap jamuan.

Perjuangan H. Sukriya di suryalaya merupakan bukti kecintaannya yang begitu besar kepada Guru Mursyid, Pangersa Abah. Spirit perjuangan H Sukriya Atmaja selayaknya menjadi motivasi bagi segenap ikwan untuk senantiasa bersungguh-sungguh mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan TQN pontren Suryalaya. Wallahualam.

Yousave Muslim, Jurnalis Sinthoris dan CEO Cairkan.com

loading...
Previous
Next Post »